Pembentukan Karakter Religius Melalui Shalat Dhuha Bersama di Sekolah Dasar

Mpd.umsida.ac.id– S2 Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (MPI Umsida) terus berinovasi dalam menyokong pendidikan karakter melalui pendekatan yang aplikatif dan relevan dengan perkembangan zaman.

Baca Juga: Mobile Counselling Online Karya S2 MPI Umsida Tampil di Pameran Inovasi LLDIKTI 7

Salah satu metode yang tengah diujicobakan di berbagai sekolah dasar adalah pelaksanaan shalat Dhuha berjamaah. Metode ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan anak-anak pada ibadah sunnah, tetapi juga menjadi sarana efektif dalam membentuk karakter religius dan disiplin pada siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Misbakhul Anam dan Eni Fariyatul Fahyuni, dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, meneliti pelaksanaan shalat Dhuha berjamaah di beberapa sekolah dasar sebagai strategi dalam pembentukan karakter religius.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa kegiatan ibadah ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan spiritual, kedisiplinan, serta rasa tanggung jawab siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Shalat Dhuha: Alat Pembentukan Karakter Religius

Shalat Dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam, yang dikerjakan pada waktu pagi, setelah matahari terbit hingga menjelang waktu Dzuhur. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari shalat Dhuha, baik secara spiritual maupun sosial. Dalam konteks pendidikan, shalat Dhuha berjamaah di sekolah dasar tidak hanya sebagai kegiatan ibadah semata, tetapi juga sebagai alat untuk menanamkan nilai-nilai karakter religius kepada siswa.

Melalui pelaksanaan shalat Dhuha secara rutin di sekolah, siswa diajarkan tentang kedisiplinan waktu, tanggung jawab, serta pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Selain itu, kegiatan ini juga mengajarkan siswa untuk berani dan percaya diri dalam melaksanakan ibadah, salah satunya dengan menjadi imam shalat bagi teman-temannya. Hal ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sifat kepemimpinan dan keberanian dalam menghadapi tugas yang diberikan.

Peningkatan Disiplin dan Tanggung Jawab

Salah satu temuan penting dalam penelitian ini adalah peningkatan disiplin dan tanggung jawab siswa. Siswa yang rutin mengikuti shalat Dhuha berjamaah menunjukkan perubahan signifikan dalam hal kedisiplinan. Mereka menjadi lebih teratur dalam menjalani rutinitas sekolah dan ibadah. Kedisiplinan waktu yang dipraktikkan dalam shalat Dhuha juga berimbas pada aspek lain dalam kehidupan mereka, seperti kedisiplinan dalam belajar dan dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah.

Tidak hanya itu, kegiatan shalat Dhuha berjamaah juga memberikan ruang bagi siswa untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab, terutama dalam hal memimpin. Ketika siswa diberikan kesempatan untuk menjadi imam shalat, mereka belajar tentang pentingnya menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Keberanian siswa untuk memimpin shalat Dhuha ini sangat berdampak positif pada karakter mereka, karena mereka diajarkan untuk bertanggung jawab atas tindakan dan perkataan mereka, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

Peran Guru dalam Membimbing Karakter Religius

Guru pendidikan agama Islam memegang peranan yang sangat penting dalam mengarahkan dan membimbing siswa untuk membentuk karakter religius mereka. Penelitian ini menyoroti bagaimana guru dapat menggunakan kegiatan shalat Dhuha sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan spiritual kepada siswa. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar materi, tetapi juga sebagai contoh yang memberikan keteladanan dalam menjalani kehidupan yang religius.

Selain menjadi fasilitator dalam kegiatan ibadah, guru juga berperan dalam memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa. Melalui bimbingan yang konsisten, siswa menjadi lebih semangat dalam mengikuti kegiatan shalat Dhuha dan disiplin dalam melaksanakan ibadah lainnya. Bahkan, dalam beberapa kasus, guru memberikan penghargaan dan apresiasi bagi siswa yang berhasil menunjukkan perkembangan karakter yang positif, seperti keberanian menjadi imam shalat atau kedisiplinan dalam mengikuti shalat Dhuha secara rutin.

Dampak Jangka Panjang terhadap Pembentukan Karakter

Pelaksanaan shalat Dhuha berjamaah di sekolah dasar tidak hanya memberikan dampak positif dalam jangka pendek, tetapi juga membawa pengaruh jangka panjang terhadap pembentukan karakter siswa.

Dengan rutin melaksanakan shalat Dhuha, siswa belajar untuk menghargai waktu dan memperhatikan kualitas ibadah mereka. Hal ini akan berlanjut dalam kehidupan mereka ketika mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih disiplin dan bertanggung jawab, baik dalam kehidupan sosial, akademik, maupun profesional.

Penting untuk diingat bahwa pembentukan karakter religius melalui shalat Dhuha berjamaah harus didukung oleh lingkungan yang kondusif, baik di sekolah maupun di rumah.

Orang tua juga berperan penting dalam membimbing anak-anak mereka untuk terus menjaga kebiasaan baik yang sudah ditanamkan di sekolah. Dengan adanya kolaborasi antara sekolah, guru, dan orang tua, proses pembentukan karakter religius ini dapat lebih maksimal dan berdampak besar bagi perkembangan pribadi siswa.

Baca Juga: Umsida Beri Apresiasi untuk Sekolah Partnership yang Berkontribusi dalam Penerimaan Mahasiswa Baru

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa shalat Dhuha berjamaah di sekolah dasar dapat menjadi alat yang efektif dalam membentuk karakter religius siswa. Dengan memadukan aspek spiritual dan sosial dalam kegiatan ibadah ini, siswa tidak hanya dibimbing untuk menjadi pribadi yang taat beribadah, tetapi juga disiplin, bertanggung jawab, dan berani memimpin.

Oleh karena itu, penting bagi sekolah-sekolah untuk terus mengintegrasikan kegiatan keagamaan seperti shalat Dhuha dalam kurikulum pembentukan karakter religius siswa.

Sebagai bagian dari upaya pengembangan pendidikan karakter, kegiatan shalat Dhuha berjamaah juga bisa menjadi model bagi sekolah-sekolah lain untuk memperkenalkan praktik ibadah ini sebagai bagian dari pembentukan karakter yang lebih holistik.

Dengan dukungan yang kuat dari semua pihak, karakter religius siswa dapat terbentuk dengan baik, memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pribadi mereka dan masyarakat secara keseluruhan.

Sumber:

  • Anam, M. M., & Fahyuni, E. F. (2025). Forming Religious Character Through Congregational Dhuha Prayers in Elementary School. Indonesian Journal of Education Methods Development, Vol. 20 No. 1, February. DOI: 10.21070/ijemd.v20i1.880.