Dosen MPI Umsida Soroti Penurunan Dana Haji Tahun 2025

Mpd.umsida.ac.id- soroti penurunan dana haji, Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (MPI Umsida) menyambut baik kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) RI dan Komisi VIII DPR RI terkait penurunan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2025.

Baca Juga:Realisasikan 17 Tujuan SDGs, Pusat Studi SDGs Umsida Gandeng Bappeda Jatim

Dalam pandangannya, dosen MPI Umsida, DrH Taufik Churahman MAg menilai langkah ini sebagai peluang untuk mempermudah calon jamaah tanpa mengurangi kualitas layanan ibadah haji.

Kebijakan Penurunan Biaya Haji 2025

Pada rapat kerja bersama antara Kemenag dan Komisi VIII DPR RI, disepakati bahwa rata-rata biaya haji tahun 2025 turun menjadi Rp 89.410.258,79, lebih rendah Rp 4 juta dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 93.410.286. Penurunan ini berdampak langsung pada Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang harus dibayarkan oleh jamaah, dari Rp 56.046.171,60 pada 2024 menjadi Rp 55.431.750,78 di tahun ini.

Meskipun penurunan biaya haji ini tidak terlalu signifikan, Dr Taufik Churahman menilai langkah ini tetap perlu diapresiasi. “Langkah ini memberikan harapan dan mempermudah masyarakat, khususnya calon jamaah haji, untuk memenuhi rukun Islam kelima,” ujarnya. Sebagai Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo dalam bidang Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah (LPHU), Dr. Taufik juga menegaskan pentingnya memastikan bahwa penurunan ini tidak mengurangi kualitas layanan bagi jamaah.

Prinsip Syariah dalam Pengelolaan Dana Haji

Dalam pengelolaan keuangan haji, Dr. Taufik menjelaskan bahwa prinsip syariah merupakan landasan utama yang harus dipegang teguh. Prinsip ini, yang meliputi kehati-hatian, manfaat, transparansi, akuntabilitas, dan nirlaba, menjamin bahwa dana yang dikelola dapat digunakan secara optimal untuk kepentingan jamaah.

“Penurunan biaya ini merupakan hasil dari optimalisasi setoran awal jamaah yang dikelola dengan prinsip syariah. Hal ini memastikan manfaat dana tersebut kembali kepada jamaah, baik dalam bentuk subsidi biaya maupun peningkatan layanan,” ungkap Dr Taufik.

Ia menambahkan, kebijakan ini juga sejalan dengan prinsip akuntabilitas yang menuntut pengelolaan dana dilakukan secara transparan. Dengan ini, masyarakat dapat yakin bahwa dana yang mereka setorkan dikelola untuk tujuan yang benar.

Lebih lanjut, Dr Taufik mengutip pernyataan Menteri Agama bahwa penurunan biaya tidak akan memengaruhi kualitas pelayanan. Jamaah tetap akan mendapatkan fasilitas terbaik, mulai dari akomodasi, konsumsi, transportasi, hingga bimbingan ibadah di Tanah Suci.

Minat Haji Masyarakat dan Persiapan Jamaah

Dr Taufik menilai penurunan Bipih tidak terlalu berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk berhaji. Menurutnya, minat berhaji lebih dipengaruhi oleh tingkat religiusitas seseorang. “Setiap tahun, jumlah pendaftar haji terus meningkat, terlepas dari ada atau tidaknya penurunan biaya. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan masyarakat untuk menunaikan ibadah haji sangat tinggi,” jelasnya.

Namun, ia menekankan pentingnya calon jamaah mempersiapkan diri dengan matang. Persiapan ini mencakup kesiapan fisik, mental, dan spiritual. Dr Taufik juga menekankan pentingnya meluruskan niat berhaji hanya karena Allah SWT. “Ibadah haji adalah bentuk pengabdian tertinggi. Niat yang tulus akan membuat ibadah lebih bermakna,” tambahnya.

Dalam menjalani ibadah haji, Dr Taufik memberikan beberapa pesan kepada jamaah, seperti menjaga perilaku terpuji, menghindari larangan, dan menjalankan rukun haji dengan sempurna. Ia juga mengingatkan jamaah untuk tidak terlalu sibuk berbelanja selama di Tanah Suci dan lebih fokus pada tujuan utama ibadah haji, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Komitmen MPI Umsida pada Pendidikan Berbasis Islam

Melalui pandangan dan saran dari dosen seperti Dr Taufik Churahman, MPI Umsida menunjukkan komitmennya dalam memberikan pencerahan terkait pentingnya ibadah haji dan pengelolaan dana berbasis syariah. Sebagai bagian dari Fakultas Agama Islam Umsida, MPI terus mendukung penguatan nilai-nilai religius dalam pendidikan, termasuk dalam membentuk generasi yang memahami esensi ibadah haji sebagai rukun Islam kelima.

MPI Umsida juga berperan aktif dalam mencetak lulusan yang mampu menjadi bagian dari solusi tantangan masyarakat, khususnya dalam memberikan edukasi terkait ibadah haji dan pengelolaan syariah. Dengan kurikulum yang mengintegrasikan teori dan praktik, program ini menyiapkan mahasiswa untuk menjadi pendidik, pemimpin, dan inspirator di masyarakat.

Baca Juga:Student Mobility Ke FKIP MPI UAD, MPI Umsida Gelar Acara Seminar Bersama

Penurunan biaya haji tahun ini diharapkan tidak hanya mempermudah jamaah, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ibadah haji. MPI Umsida siap mendukung generasi muda dalam memahami dan mempraktikkan nilai-nilai Islam di setiap aspek kehidupan mereka.

#MPIUmsida #BiayaHaji2025 #PendidikanSyariah