Inkuiri

Pembelajaran Berbasis Inkuiri dan Dampaknya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Mpd.umsida.ac.id – Pembelajaran berbasis inkuiri telah terbukti menjadi metode efektif dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Sebuah penelitian yang dilakukan di salah satu sekolah dasar di Sidoarjo menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan, terutama dalam konteks sains.

Baca Juga: Penguatan SPMI Jadi Fokus Pendampingan Kaprodi S2 MPI Umsida di STITM Kediri

Pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode di mana siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran melalui eksplorasi, observasi, dan eksperimen. Dalam model ini, guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan arahan dan pertanyaan yang memicu siswa untuk menemukan jawaban melalui investigasi dan diskusi. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, yang sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan, terutama di era digital yang terus berubah.

Inkuiri

Penelitian yang dilakukan oleh Ria Resti Anggraini dan Eni Fariyatul Fahyuni ini memfokuskan pada siswa kelas IV sekolah dasar yang menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri untuk memahami proses pertumbuhan tanaman. Siswa dibagi menjadi dua kelompok: kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran berbasis inkuiri dan kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir kritis yang lebih signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Peningkatan ini terlihat dari kemampuan siswa dalam menganalisis argumen, menarik kesimpulan, mengobservasi hasil percobaan, serta menyusun pertanyaan yang lebih fokus dan mendalam.

Pentingnya Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains

Keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menginterpretasi informasi secara objektif dan rasional. Dalam pembelajaran sains, keterampilan ini sangat penting karena siswa tidak hanya diajarkan untuk menghafal fakta, tetapi juga untuk memahami proses dan konsep yang mendasari fenomena alam.

Dalam penelitian ini, siswa diharapkan untuk mengamati dan melakukan eksperimen tentang pertumbuhan tanaman. Mereka diminta untuk merumuskan pertanyaan, seperti “Apa yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman?” dan “Bagaimana proses fotosintesis berlangsung?”. Melalui tahapan-tahapan inkuiri seperti observasi, investigasi, penjelasan, kesimpulan, dan komunikasi, siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuan secara mendalam.

Pembelajaran berbasis inkuiri memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dengan cara yang lebih alami dan menyenangkan. Siswa tidak hanya diberi informasi, tetapi mereka diajak untuk mencari tahu sendiri melalui eksperimen dan diskusi kelompok. Hal ini meningkatkan rasa ingin tahu siswa, serta mendorong mereka untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.

Penerapan Nilai Islam dalam Pembelajaran Sains

Salah satu aspek menarik dalam penelitian ini adalah integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran sains. Penelitian ini tidak hanya berfokus pada keterampilan berpikir kritis, tetapi juga pada pengintegrasian ajaran Islam dalam konteks pembelajaran. Siswa tidak hanya belajar tentang ilmu pengetahuan alam, tetapi juga diajak untuk merenungkan kebesaran Allah melalui fenomena alam yang mereka pelajari.

Sebagai contoh, dalam pelajaran tentang pertumbuhan tanaman, siswa diajarkan untuk melihat proses pertumbuhan tanaman sebagai salah satu tanda kebesaran Allah, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-A’raf ayat 57 yang menyatakan bahwa tanah yang baik akan menghasilkan tanaman yang subur dengan izin Allah. Selain itu, ayat-ayat lain dari Al-Qur’an yang berkaitan dengan alam dan ciptaan-Nya juga diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya memahami ilmu pengetahuan dari segi ilmiah, tetapi juga dari sudut pandang spiritual.

Keuntungan Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri menawarkan berbagai keuntungan, terutama dalam pengembangan keterampilan berpikir kritis. Dengan pendekatan ini, siswa diajak untuk menjadi lebih aktif dalam proses belajar, tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru, tetapi juga mengajukan pertanyaan, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menganalisis hasil. Hal ini membuat siswa lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan nyata, di mana mereka harus mampu berpikir kritis dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang tersedia.

Selain itu, pembelajaran berbasis inkuiri juga mendorong kerjasama antar siswa. Dalam setiap eksperimen, siswa bekerja dalam kelompok untuk merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, dan menyusun laporan. Kerjasama ini tidak hanya mengasah keterampilan berpikir kritis, tetapi juga keterampilan sosial siswa dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.

Baca Juga: Fakultas Agama Islam Umsida Siap Sambut Lulusan Baru Tahun Akademik 2025/2026

Pembelajaran berbasis inkuiri telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, terutama dalam konteks pembelajaran sains. Selain itu, pengintegrasian nilai-nilai Islam dalam pembelajaran ini menambah dimensi spiritual yang dapat memperkaya pemahaman siswa tentang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran inkuiri tidak hanya bermanfaat untuk perkembangan akademis siswa, tetapi juga untuk pengembangan karakter dan keimanan mereka.

Dengan hasil penelitian ini, diharapkan semakin banyak sekolah yang mengadopsi metode ini dalam pembelajaran mereka, guna menyiapkan siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang kehidupan dan alam semesta sesuai dengan ajaran Islam.

Sumber:
Anggraini, R., & Fahyuni, E. F. (2025). Science-Based Inquiry Learning with Islamic Values to Improve Critical Thinking. Adabiyah: Jurnal Pendidikan Islam, 6(1). DOI: 10.21070/adabiyah.v6i1.1732.