Mpd.umsida.ac.id-Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (MPI Umsida) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan pendidikan karakter religius sejak usia dini. Riset terkini di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 5, Sidoarjo, mengungkap peran penting literasi moral dalam membentuk karakter religius anak melalui kegiatan seperti sholat dhuha dan Jumat sedekah. Dengan pendekatan inovatif berbasis praktik, penelitian ini memberikan panduan strategis untuk meningkatkan pendidikan anak usia dini.
Literasi Moral Sebagai Landasan Pendidikan Karakter Religius
Literasi moral menjadi dasar pembentukan karakter religius pada anak usia dini, terutama di lembaga pendidikan Islam seperti TK Aisyiyah 5. Riset ini menunjukkan bahwa penerapan kegiatan seperti sholat dhuha dan Jumat sedekah dapat meningkatkan perilaku religius anak. Sebelum penelitian dilakukan, hanya 34% siswa yang melaksanakan sholat dhuha dengan tertib dan rutin bersedekah. Setelah program literasi moral diterapkan, angka tersebut meningkat signifikan menjadi 66%.
Kegiatan sholat dhuha dilakukan dengan cara melibatkan siswa sebagai imam secara bergiliran, sementara kegiatan Jumat sedekah didukung dengan membuat celengan dari botol daur ulang. Kepala TK Aisyiyah 5 menyatakan, “Kami senang dengan hasil riset ini. Literasi moral menjadi pendekatan yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai religius kepada anak sejak dini.”
Kurikulum yang digunakan juga mengintegrasikan nilai-nilai Muhammadiyah dan Aisyiyah, menciptakan pengalaman belajar yang relevan dengan kebutuhan anak dan masyarakat sekitar.
Penerapan Program: Proses dan Tantangan
Program literasi moral diterapkan melalui tiga tahap: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan, guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang mencakup kegiatan religius dan pembiasaan karakter. Tahap pelaksanaan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran interaktif, seperti praktik sholat dhuha bersama dan pembuatan celengan.
Namun, implementasi program ini tidak luput dari tantangan. Guru sering menghadapi kendala seperti kurangnya perhatian orang tua di rumah untuk mendukung kebiasaan religius anak. Selain itu, pengaruh gadget juga menjadi hambatan besar, mengalihkan perhatian anak dari kegiatan religius.
Program Studi MPI Umsida berperan aktif dalam memberikan pelatihan dan pendampingan kepada guru. Salah satu dosen MPI Umsida menuturkan, “Kami berkomitmen untuk membantu guru mengatasi kendala ini melalui pelatihan strategi pembelajaran kreatif dan inovatif. Dengan pendekatan yang tepat, literasi moral dapat menjadi fondasi yang kuat bagi karakter religius anak.”
Dampak dan Masa Depan Pendidikan Religius
Riset ini memberikan dampak nyata terhadap peningkatan karakter religius siswa. Kenaikan 32% dalam praktik sholat dhuha dan Jumat sedekah mencerminkan keberhasilan pendekatan literasi moral. Orang tua siswa juga memberikan respons positif terhadap program ini. “Kegiatan ini sangat membantu anak saya memahami pentingnya sholat dan sedekah. Saya harap kebiasaan ini bisa terus berlanjut,” ujar salah satu wali murid.
Dekan Fakultas Agama Islam Umsida menegaskan pentingnya penelitian seperti ini dalam mendukung visi pendidikan Islam. “Program studi MPI tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga praktik nyata yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Kami akan terus mendorong penelitian yang relevan untuk mendukung pendidikan karakter berbasis nilai Islam,” ungkapnya.
Ke depan, FAI Umsida berencana untuk memperluas implementasi program literasi moral ini ke madrasah-madrasah lainnya. Dengan pendekatan yang terintegrasi, Umsida berharap dapat mencetak generasi muda yang memiliki karakter religius dan siap menghadapi tantangan global.
Baca Juga:Pentingnya Pendidikan Karakter Islami Bagi Mahasiswa
Penelitian tentang literasi moral di TK Aisyiyah 5 Sidoarjo menjadi bukti bahwa pendidikan berbasis nilai religius dapat diterapkan secara efektif melalui pendekatan kreatif. Dengan dukungan penuh dari Program Studi MPI Umsida, pendidikan karakter religius anak usia dini tidak hanya menjadi wacana, tetapi juga realitas yang memberi manfaat nyata.
“Bersama MPI Umsida, mari wujudkan generasi emas yang berkarakter religius untuk masa depan yang lebih cerah!”
Penulis:AHW