Prof Syafiq A. Mughni Dukung Evakuasi Warga Palestina: Pendidikan dan Kemanusiaan Harus Jalan Bersama

Mpd.umsida.ac.id – Rencana Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk mengevakuasi warga Palestina ke Indonesia disambut dukungan penuh oleh Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, MA., Ph.D., Ketua PP Muhammadiyah sekaligus dosen Magister Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Langkah evakuasi kemanusiaan ini dinilai sebagai wujud nyata solidaritas Indonesia terhadap penderitaan rakyat Palestina.

Baca Juga: Free Palestine! Rangkaian Orasi Dosen Umsida dalam Kemanusiaan Bela Palestina, Disaksikan 4.000 Orang Lebih

Dalam konferensi pers yang digelar di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (9/4/2025), Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia siap menerima sekitar seribu warga Palestina, termasuk korban luka-luka, anak-anak yatim piatu, dan mereka yang mengalami trauma, untuk mendapat perawatan di Indonesia.

“Siapa pun, mereka yang luka-luka, trauma, anak-anak yatim piatu, akan kita evakuasi. Kami siap kirim pesawat, kita perkirakan sekitar seribu orang pada gelombang pertama,” ujar Presiden seperti dikutip dari Kompas.com.

Langkah tersebut segera direspons oleh Kementerian Luar Negeri yang ditugaskan melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah Palestina dan sejumlah negara Timur Tengah untuk memastikan kelancaran evakuasi.

Dosen MPI Umsida: Evakuasi Kemanusiaan Perlu Diiringi Komitmen Pendidikan

Prof. Syafiq A. Mughni, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umsida, menyatakan bahwa rencana evakuasi ini sangat baik, terlebih bila menyasar dua fokus utama: kesehatan dan pendidikan. Dalam pandangannya, evakuasi tidak hanya menjadi bentuk simpati, tetapi juga refleksi komitmen Indonesia dalam menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan global.

“Kalau sifatnya sementara untuk kepentingan treatment, perawatan kesehatan, pendidikan pelajar dan mahasiswa dalam waktu terbatas tentunya sangat bagus,” tegas beliau.

Prof. Syafiq menjelaskan bahwa evakuasi warga Gaza ke Indonesia akan dilakukan secara selektif, terutama bagi mereka yang mengalami luka fisik atau trauma berat. Mereka akan mendapat pengobatan dan layanan kemanusiaan lainnya, sebelum nantinya kembali ke Palestina setelah masa pemulihan.

“Jumlahnya tidak akan banyak, dan waktunya dalam hitungan bulan. Mereka harus segera dikembalikan ke negaranya setelah semuanya selesai,” tambahnya.

Muhammadiyah dan Peran Strategis Pendidikan bagi Palestina

Selain fokus pada aspek kesehatan, Prof. Syafiq juga menekankan pentingnya pendidikan sebagai bentuk solidaritas yang berkelanjutan. Ia mencontohkan bahwa Muhammadiyah melalui berbagai kampusnya, termasuk Umsida, telah memberikan beasiswa kepada pelajar-pelajar asal Palestina sebagai bagian dari program kemanusiaan global.

“Dalam hal pendidikan juga demikian. Muhammadiyah sudah lebih dulu memberikan beasiswa kepada pelajar-pelajar asal Palestina,” ujarnya.

Hal ini menjadi relevan dengan orientasi keilmuan di Magister Pendidikan Islam (MPI) Umsida yang tidak hanya menekankan teori pendidikan, tetapi juga nilai-nilai transformasi sosial dan kontribusi global. Keilmuan yang dibangun tidak hanya berbasis akademik, tetapi juga aksi nyata dalam menjawab persoalan umat dan kemanusiaan internasional.

Mpd Umsida Dorong Mahasiswa Aktif dalam Isu Kemanusiaan Global

Dukungan Prof. Syafiq menjadi pengingat penting bahwa mahasiswa MPD/MPI Umsida diharapkan mampu mengambil peran dalam isu-isu global berbasis nilai Islam rahmatan lil alamin. Spirit kepemimpinan pendidikan Islam harus hadir dalam setiap aspek, termasuk dalam krisis kemanusiaan seperti yang terjadi di Palestina.

Program Magister Pendidikan Islam FAI Umsida memiliki potensi besar untuk memperkuat kontribusi dalam hal ini, baik melalui kajian, advokasi kebijakan, hingga program kolaboratif bersama lembaga pendidikan internasional.

Baca Juga: Persepsi Masyarakat terhadap Lembaga Pendidikan Islam: MPD Umsida Dorong Penguatan Citra Pendidikan Islam

Sebagaimana ditulis Prof Syafiq dalam banyak karya dan kiprah kebangsaannya, pendidikan adalah jalan panjang yang harus ditempuh dengan nurani, visi global, dan pijakan kemanusiaan.

Sumber: Kompas.com