peran-guru-pai

Peran Guru Jadi Faktor Penentu Efektivitas Pembelajaran PAI dalam Temuan SLR Dosen Umsida

Mpd.umsida.ac.id – Kajian terbaru yang dilakukan dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kembali menyoroti pentingnya peran guru sebagai fondasi utama dalam mewujudkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang efektif.

Baca Juga: s2 MPI Umsida Jalin Kerja Sama Akademik dengan UMS dan Pondok Assalam untuk Penguatan Pendidikan Islam

Penelitian ini disusun melalui metode Systematic Literature Review (SLR) terhadap 18 artikel ilmiah nasional terbitan tahun 2021 hingga 2023, dan hasilnya memperlihatkan bahwa kualitas pembelajaran PAI sangat dipengaruhi oleh kompetensi, kreativitas, serta kesiapan guru dalam mengelola proses belajar.

Kajian tersebut menemukan bahwa sebagian besar artikel penelitian menempatkan guru sebagai aktor sentral yang menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran.

Tuntutan Seorang Guru PAI

Dalam konteks pembelajaran PAI, guru tidak hanya dituntut memahami materi secara mendalam, tetapi juga perlu mampu membaca karakter siswa, memilih model pembelajaran yang tepat, menyiapkan media belajar yang relevan, hingga menciptakan interaksi yang komunikatif di kelas.

SLR ini menunjukkan bahwa pembelajaran satu arah atau model ceramah saja sudah tidak relevan untuk generasi saat ini yang membutuhkan pendekatan lebih kreatif dan kolaboratif.

Penelitian juga menegaskan bahwa guru yang memiliki kreativitas tinggi mampu menciptakan suasana kelas yang lebih dinamis dan mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Kreativitas tersebut terlihat dari kemampuan guru mengemas materi menjadi diskusi kelompok, permainan edukatif, pemecahan masalah, hingga penggunaan media digital.

Ketika guru memiliki variasi strategi, siswa menunjukkan antusiasme yang lebih baik, merasa dilibatkan, dan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna. Sebaliknya, guru yang kurang memahami strategi pembelajaran inovatif cendern­g kembali pada metode tradisional, sehingga kelas menjadi pasif dan siswa cepat kehilangan fokus.

Salah satu topik penting dalam SLR ini adalah implementasi model Discovery Learning, yang dalam beberapa tahun terakhir banyak diterapkan dalam pembelajaran PAI, terutama di tingkat Madrasah Ibtidaiyah. Model ini menempatkan siswa sebagai subjek aktif yang didorong untuk menemukan konsep secara mandiri melalui proses bertanya, meneliti, mengolah data, dan menarik kesimpulan.

Namun, kualitas penerapannya sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam memberikan stimulus, memfasilitasi diskusi, memandu pencarian informasi, dan mengarahkan siswa menuju pemahaman yang benar. Penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara guru yang siap secara pedagogis dengan guru yang hanya menerapkan model ini sebatas formalitas.

SLR & Profesionalisme Guru

Di sisi lain, SLR ini juga mengungkap adanya sejumlah tantangan profesionalisme guru dalam menerapkan pembelajaran inovatif. Beberapa artikel yang dianalisis menunjukkan bahwa sebagian guru masih terbatas dalam menguasai teknologi, belum optimal memanfaatkan media pembelajaran, serta kurang terbiasa melakukan refleksi terhadap proses belajar yang mereka jalankan.

Selain itu, kesenjangan kemampuan siswa dalam satu kelas turut menjadi kendala, karena guru perlu menyesuaikan strategi pembelajaran agar dapat mengakomodasi perbedaan gaya belajar dan kecepatan memahami materi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembelajaran PAI sangat dipengaruhi oleh pola interaksi yang dibangun guru. Guru yang mampu membangun komunikasi dua arah, memahami kebutuhan psikologis siswa, serta konsisten memberikan motivasi, mampu menciptakan ruang belajar yang lebih sehat dan produktif.

Faktor lingkungan sosial siswa, termasuk pengaruh keluarga, teman sebaya, dan media sosial—juga ditemukan berkontribusi terhadap motivasi belajar, namun tetap saja guru menjadi figur yang memberikan pengaruh paling dekat selama proses pendidikan berlangsung.

Fokus Mpd Umsida Terghadap Pengembangan Profesionalisme

Dalam konteks akademik, temuan ini penting bagi Program Studi Magister Pendidikan Islam (MPD) Umsida yang memiliki fokus pada pengembangan profesionalisme pendidik. Hasil SLR tersebut dapat menjadi dasar penguatan kurikulum, khususnya pada mata kuliah yang berkaitan dengan desain pembelajaran inovatif, manajemen kelas, dan teknologi pendidikan. Dengan memperkuat aspek pedagogi, MPD Umsida diharapkan dapat melahirkan lulusan yang mampu merancang pembelajaran adaptif sesuai perkembangan zaman.

Penelitian ini juga memberikan gambaran bahwa dunia pendidikan Islam membutuhkan guru-guru yang tidak hanya kuat secara teoritis, tetapi juga memiliki keterampilan praktis dalam mengelola dinamika kelas. Guru harus mampu bertransformasi dari sekadar penyampai materi menjadi fasilitator, motivator, sekaligus pembimbing bagi perkembangan potensi peserta didik.

SLR ini sekaligus menjadi pengingat bahwa inovasi pembelajaran tidak akan tercapai tanpa guru yang terus mengembangkan diri melalui pelatihan, refleksi, dan pemanfaatan teknologi.

Melalui kajian komprehensif ini, dosen Umsida memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.

Baca Juga: Dekan FAI Umsida Tekankan Pentingnya Lulusan yang Berdampak dan Menebar Nilai Islam pada Yudisium XLVI

Temuan-temuan tersebut memberi pesan jelas bahwa guru tetap menjadi pilar utama dalam proses pembelajaran PAI, dan kualitas pendidikan akan meningkat seiring meningkatnya kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran yang kreatif, efektif, dan berorientasi pada kebutuhan siswa.

Sumber: Ahnaf, F. & Fahyuni, E. F. (2025). Discovery Learning in Islamic Education for Madrasah Ibtidaiyah Students: Pembelajaran Berbasis Penemuan dalam Pendidikan Islam untuk Siswa Madrasah Ibtidaiyah. Adabiyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6 No. 1 (2025). DOI: 10.21070/adabiyah.v6i1.1738.